Senin, 28 Februari 2011

Biodata RAFLI

Nama : RAFLI
tmpt/lahir : malaysia,14 Agustus 1985
Pendidikan :S1 Kehutanan Unilak -Pekanbaru -riau
no Hp : 081268667367

usulam penelitian

USULAN PENELITIAN

IDENTIVIKASI HUTAN KOTA DENGAN APLIKASI GIS
DI KOTA BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR
PROPINSI RIAU


Oleh :

R A F L I
NIM. 0510041322001



JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2010


LEMBAR PENGESAHAN


Judul Penelitian : Identifikasi Hutan Kota dengan Aplikasi GIS di Kota Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

Nama : RAFLI

NIM : 0510041322001

Jurusan : Manajemen Hutan


Menyetujui,


Hadinoto.S.Hut M.Ikhwan.S.Hut.
Pembimbing I Pembimbing II


Mengetahui,



Hadinoto.S.Hut
Ketua Jurusan










KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal (usulan) penelitian ini dengan judul “Rendemen dan Mutu Gambir ( Uncaria Gambir Roxb) Dari Limbah Pengolahan Tradisional Pada Kecamatan Kapur IX”. Prosposal penelitian ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hadinoto.S.Hut.selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad Ikhwan.S.Hut selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan, bimbingan, dan arahan dalam penyusunan dalam penulisan laporan ini.
Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kehutanan Lancang Kuning yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan proposal penelitian ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan ktitik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi nantinya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Februari 2011



R A F L I
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hutan Kota 5
B. Bentuk Hutan Kota 8
C. Struktur Hutan Kota 9
D. Fungsi Hutan Kota 9
E. Penentuan Luasaan Hutan Kota 14
F. Sistem Informasi Geografis 15

BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 17
B. Alat dan Bahan 17
C. Metode Penelitian 17
1. Pengumpulan Data 17
2. Pengolahan Data 19
3. Analisis Data 20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR


1. Bagan Pengelompokan hutan kota 7
2. Bagan fungsi Hutan Kota 13
3. Bagan alir Metedologi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah lingkungan hidup khususnya di perkotaan dari hari ke hari terus meningkat dan memprihatinkan.Salah satu upaya untuk mengatasi masalah terus tersebut adalah dengan adanya hutan kota.Adanya hutan kota akan menjadi penyerap terhadap gas-gas pencemar dan pertikel mikro,sehingga kota menjadi sejuk,bersih dan indah.(Soedomo,2001)
Pembangunan kota lebih banyak dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik kota yang lebih banyak di tentukan oleh sarana dan prasarana yang ada.Gejala pembangunan kota masa yang lalu mempunyai kecendrungan untuk minimalkan ruang terbuka hijau dan juga menghilangkan wajah alam.lahan –lahan yang banyak bertumbuhan banyak dialih fungsikan menjadi pertokoan,pemukiman,tempat rekreasi,industri,dan lain-lain.
Ternyata dengan semakin tidak harmonisnya,hubungan manusia dengan alam tetumbuhan mengakibatkan keadaan lingkungan di perkotaan menjadi maju secara ekonomi,namun mundur secara ekologi.Padahal kestabilan kota secara ekologi sangat penting ,sama pentingnya dengan nilai kestabilan kota secara ekonomi.oleh karena itu terganggunya kestabilan ekosistem perkotaan,maka alam menunjukkan reaksi berupa: meningkatnya suhu udara di perkotaan,penurunan air tanah,banjir/genangan,penurunan permukaan tanah,intruksi air laut,abrasi pantai,pencemaran air berupa air minum berbau,mengandung logam berat,pencemaran udara seperti meningkatnya kadar CO,ozon,karbon dioksida,debu,suasana yang gersang,monoton,bising dan kotor.
Pengertiaan hutan kota ( Urban Forest) hampir sama dengan Ruang Terbuka Hijau,lahan tempat Hutan Kota merupakan lahan Ruang Terbuka Hijau. (fakuara et al 1987),menerangkan bahwa hutan kota adalah ruang terbuka yang di tumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberi manfaat sebesar-besarnya kepada penduduk perkotaan.
Sebagai bagaian dari hutan kota,maka pengaturan hutan kota harus di sesuaikan dengan perencanaan umum tata ruang kota terutama menyangkut ketentuan-ketentuan peraturan.Oleh sebab itu penaataaan komposisi hutan kota perlu dijabarkan secara teknis sesuai dengan bidang pendekatan yang diperlukan.sesuai dengan Intruksi Mentri Dalam Negri No.14 Tahun 1988.Menegaskan bahwa perlu adanya penataan rung terbuka hijau di wilayah perkotaan yang merupakan bagian dari rencana umum tata ruang kota ,dan KEPRES dalam peraturan pemerintah republik Indonesia No 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota.
Pengembangan hutan kota cukup berpotensi untuk di kembangkan di Kota Bangkinang.karna masih bnayak lahan-lahan kosong yang berpotensi untuk dikembangkannya menjadi hutan kota,demi menjaga kelestarian,kerasian,dan keseimbngan ekosistem perkotaan.
Penunjukan lokasi dan luas Hutan Kota,di lakukan oleh Bupati dan Walikota berdasarkan tataruang terbuka wilayah perkotaan ( sesuai pasal 5 Bab 2 peraturan pemerintah Rebublik Indonesia No.63 tahun 2002 )
Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu sistem yang mempunyai kemampuan dalam mengumpulkan ,menyimpan ,memperbaharui,dan memanipulasi ,menganalisa,dan menyajikan informasi (prayono 1994),dapat di gunkan untuk menjawab permasalhan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas mka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “ Identivikasi Hutan Kota dengan Aplikasi Sistem Aplikasi Geografis (GIS) di Kota Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau.”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
Perkembangan kota yang terus meningkat di kota Bangkinang mengakibatkan penurunan kuliatas lingkungan kota seperti banjir dan polusi udara yang terus meningkat .oleh sebab itu perlu adanya usaha –usaha yang di arahkan untuk menanggulanginya.salah satu usaha alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui Program Pengembangan Hutan Kota di Kota Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan di laksanakan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi areal yang berpotensi untuk mengembangkan “Hutan Kota”dengan mengunakan Sistem Informasi Geografis ( GIS).

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan tambahan informasi bagi pemerintah kota,untukmemngembangkan Hutan Kota saat ini dan saat yang akan datang di Kota Bangkinang .



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. HUTAN KOTA
Definisi hutan kota (Urban Forest) menurut Fakuara (1998) adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaaan yang memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunanaa estetika,rekreasi dan kegunaan khusus lainnya.
Menurut Irwan (1995) hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya berbentuk jalur ,menyebar atau bergerombolan (menumpuk),stukturnya meniru (menyerupai) hutan alam ,membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat ,suasana nyaman,sejuk dqan estitika.
Hutan kota merupakan bagian dari program ruang terbuka hijau (RTH).ruang terbuka hijau dinyatakan sebagai ruang-ruanag dalam hutan kota atau wilayah yang lebih luas,baik dalam bentuk membulat maupun dalam bnetuk memanjang /jalur dimana dalam pengunaanya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan .(Intruksi Mentri Dlam Negri No.14 Tahun 1998).
Pembangunan hutan kota dapat dilaksanakan dengan meningkatkan penghijauan perkotaan,baik kuantitas maupun kaulitas dengan meniru hutan alam atau ekosistem alam.Grey dan Deneke (1978) mengemukakan bahwa beberpa kota di amerika telah banyak menanam pohon yang berfungsi untuk melindungi kota.pepohonan tersebut di tanam berkelompok di sepanjang jalan,di sekitar bangunan plaza,di tempat –tempat umum atau tempat pribadi,tempat bisnis atau industri.
Dalam pelaksanaan pembangunan hutan kota dan pengembangannya,ditentukan berdasarkan pada objek yang akan dilingdungi,hasil yang dicapai dan letak dari hutan kota tersebut.Bedasarkan letaknya,hutan kota dapat dibagi menjadi lima kelas yaitu:
1. Hutan Kota Pemukimanm,yaitu pembangunan hutan kota yang bertujuan untuk membantu menciptakan lingkungan yang nyaman dan menambah keindahan dan dapat menangkal pengaruh polusi kota terutama pulusi udara yang diakibatkan oleh adanya kendaraan bermotor yang terus meningkat dan lain sebagainya di wilayah pemukiman.
2. Hutan Kota Indutri,berperan sebagai penangkal polutan yang berasal dari limbah yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan perindustrian,,antara lain limbah padat,cair,maupun gas.
3. Hutan Kota Wisata/Rekreasi, berperan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi bagi masyarakat kota yang dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak atau remaja,tempat peristirahatan,perlingdungan dari polutan berupa gas,debu dan udara,serta tempat produksi oksigen.
4. Huatn Kota Konservasi,hutan kota ini mengandung arti penting untuk mencegah kerusakan,memberi perlingdungan serta pelestarian terhadapa objek tertentu,baik flora maupun faunanya di alam.
5. Hutan Kota Pusat Kegiatan,hutan kota ini berperan untuk meningjkatkan kenyaman,keindahan ,dan produksi oksigen di pusat –pust kegiatan seperti pasar,terminal,perkantoran,pertokoan dan lain sebagainya.Di samping itu hutan kota juga berperan sebagai jalur hijau di pinggir jalan yang berlalu lintas padat (irwan1997) .
Bentuk dan struktur hutan kota dapat menurunkan suhu,kebisingan,dan debu serta dapat meningkatkan kelembaban.Fungsi Ini sangat menentukan dalam pengelom[pokkan hutan kotase hingga dapat di gunakan sebagai penciri dalam pengelompokkannya.hasil penelitian Zoer”aini Djamal irwan (1994) hutan kota dapat di kelompokan berdasarkan kepada bentuk dan struktur nya.
a. Bentuk hutan kota
Bentuk hutan kota tergantung kepada bentuk lahan yang tersedia untuk hutan kota.
b. Struktur hutan kota
Struktur hutan kota adalah komposisi dari jumlah dan keanekaragaman dari komunitas vegetasi yang menyusun hutan kota









Gambar 1. Bagan Pengelompokan hutan kota (medofikasi Zoer’aini Djamal Irwan,1994
B. Bentuk Hutan Kota
Grey dan Deneke (1978) mengemukakan bahwa hutan kota meliputi vegetasi sepanjang jalan,sepanjang sungai ,dan di padang pengembalaan,kawasan hutan kota minimum 0,4 ha,jika berbentuk jalur minimum 30 m lebarnya.hutan kota meliputi taman,tepi jalan,tepi jalan tol,jalan kereta api,bangunan ,lahan terbuka ,kawasan padang rumput,kawasan luar kota ,kawasan pemukiman,kawasan perdagangan ,dan kawasan industri . Booth (1979 ) mengemukakan bahwa jalur hijau dengan lebar 183 m dapat mengurangi pencemaran uadara sampai 75%.
Hutan kota mempunyai fungsi yang efektif terhadap suhu,kelembaban,kebisingan,dan debu,sehingga kempat variabel ini dapat mencirikan kelompok hutan kota. Menurut Zoer’aini Djamal (1994) bentuk hutan kota dapat di kelompokan menjadi tiga bentuk yaitu :
a. Bergelombol atau memupuk, yaitu hutan kota dengan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal100 pohon dengan jarak tanam rapat dan tidak beraturan.
b. Menyebar,yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu,dengan komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombolan-gerombolan kecil.
c. Berbentuk jalur,yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti benturan sungai, jalan, pantai, dan sebagainya.

C. Struktur Hutan Kota
Stuktur hutan kota ditentukan olewh keaneka ragaman vegetasi yang di tanam sehingga terbangun hutan kota yang berlapis-lapis dan berstrata baik secara vertikel maupun secara horizontal yang meniru hutan alam ,stuktur hutan kota ,yaitu : Komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan kota .dapat di klarifikasikan menjadi hutan kota yang :
a. Berstrata dua,yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya.
b. Berstrata banyak,yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain dari pepohonan dan rumput juga terdapat semak,ternak,liana,epifit,di tumbuhi banyak anakan dan penutup tanah,jarak tanam rapat tidak beraturan dengan strata,serta komposisi mengaruh meniru komunitas tumbuh-tumbuhan alam (tantangan lingkungan &lansekap hutan kota 2004 )

D. Fungsi Hutan Kota
Adapun upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi lingkungan perkotaan yang rusak adalah dengan pembangunan ruang terbuka hijau kota yang mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota. Upaya ini bisa di lakukan dengan cara membangun hutan kota yang memiliki keanekaragaman manfaat.Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Habitat hidupan Liar
Hutan kota bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.Hutan kota merupakan tempat perlingdungan dan penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung,mamalia kecil dan serangga.Hutan kota dapat menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan dapat menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan makanan untuk burung dan binatang lainnya (Forest Service Publication,2003TreeReduce Noise Pollution and Create Wildlife and Plan Diversity,2003)
b. Penahan Angin
Hutan kota berfungsi sebagai penahan angin yang mampu mengurangi kecepatan angin 75 -80 %.beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain hutan kota untukmenahan angin adalah sebagai berikut :
o Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.
o Daunnya tidakmudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang
o Memilki kerapatan yang cukup (50 – 60 % )
o Tinggi dan lebar jalur hutan kota cukup besar,sehingga dapat melingdungi wilayah yang diinginkan.(Forest Service Publication,Tree save energy,2003)
c. Nilai Estetika
Komposisi vegatasi dengan strata yang bervariasi dilingkungan kota akan menambah nilai keindahan kota tersebut.Bentuk tajuk yang bervariasi dengan penempatan (pengaturan tata ruang ) yang sesuai akan memberi kesan keindahan tersendiri.tajuk pohon juga berfungsi untuk memberi kesan lembut padabangunan di perkotaan yang cendrung bersifat kaku.Suatu studi yang dilakukan atas keberadaan huatn kota terhadapa nilai estetika adalah bahwa masyarakat bersedia untuk membayar keberadaan hutan kota karena memberikan rasa keindahan dan kenyamanan (Tyrvainen,1998).
d. Pelestarian air tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan mengurangi tingkat erosi,menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan kondisi air di lingkungan sekitarnya. Pada musim hujan laju aliran permukaan dapat dikendalikan oleh penutupan vegetasi yang rapat,sedangkan musim kemarau potensi air atanah yang tersedia bias memberikan manfaat bagi kehidupan di lingkungan perkotaan.hutan kota dengan luas minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 M³ setiap tahun ( Uraban Forest Research,2002).
e. Penyerap karbondioksida (CO2)
Hutan merupakan penyerap gas karbon dioksida yang cukup penting,selain dari fito-plankton,ganggang dan rumput laut di samudera. Dengan berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap gas ini sebagai akibat menyusutnya luasan hutan akibat perladangan,pembalakan dan kebakaran,maka perlu dibangun hutan kota untuk membantu mengatasi penurunan fungsi hutan tersebut.Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua tumbuhan ,baik hutan hutan kota ,hutan alami,tanaman pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas karbon dioksida dengan air menjadi karbohidrat( C6H12O6 dan Oksigen O2)
f. Produksi Terbatas atau Manfaat Ekonomi
Manfaat hutan kota dalam aspek ekonomi bias di peroleh secara langsung maupun tidak langsung.secara langsung,manfaat ekonomi hutan kota diperoleh dari penjualan atau penggunaan hasil hutan kota berupa kayu bakar maupun kayu perkakas.(Fandeli,2004)








































Gambar 2. Bagan fungsi hutan kota (modifikasi Zoer’aini Djamal, Irwan,1994 )
E. Penentuaan Luasan Hutan Kota
Beberapa pakar mengemukakan luas hutan kota yang harus di bangun ditetapkan menurut :
1. Persentase dariluas kota .Ada yang menyatakan 10 % ,20%,30 %, bahkan ada yang menyatakan 60 %.
2. Penentuan luas lahan hutan kota dihitung berdasarkan jumlah penduduknya( Rifai,1986)
3. Berdasarkan isu penting , Luas hutan kota yang harus dibangun pada kota yang mempunyai masalah kekurangan air bersih,dapat ditetapkan berdasarkan pemenuhan dan industry yang tinggi,maka luasaan hutan kota yang dapat dibangun dapat dihitung berdasarkan pendekatan pemenuhan oksigwen (kunto,1986).
Beberapa komponen pendukung yang diperlukan untuk pembangunan dan pengembangan hutan kota antara lain :
1. Tersedianya kebun pembibitan yang dapat menyediakan bibit secara missal.
2. Ilmu dan teknologi yang memadai
3. Pelayanan jasa konsultasi untuk umum
4. Dukungan dari penentu kebijakan
5. Peraturan perundangan
6. Dukungan masyarakat.

F. Sistem Informasi dan geografis
Menurut ESRI (Enviroment Sytem Research Institute,1993) Arc-info merupakan suatu software yang mampu menanggani dua macam data yaitu : data spasial yang mengambarkan lokasi berbentuk dimensi ruang beserta ciri dasar yang dimilkinya berdasarkan kekhasan objek sebgai pembeda dengan objek lainnya dan data atribut/ non spasial merupakan data yang mengambarkan karakteristik suatu objek tersebut.Sedangkan Arc-view merupakan suatu softwareyang memungkinkan kita untuk menyajikan dan menganalisis suatu informasi geografis dan penampilan yang lebih kreatif dan menarik serta pengorganisasiaannya yang lebih mudah.
System input data merupakan prosedur pemasukan data kedalam system dimana data geografis dikodekan dan diubah kedalam format digital (digitasi) sehingga dapat sisimpan dan dimanipulasi.Jenis data yang dapat disajikan untuk masukan data SIG antara lain hasil survey lapangan,interprestasi citra,peta table,grafik maupun data dalam bentuk digital lainnya,kumpulan data dalam SIG dinamakan pangkalan data / basis data.
Pangkalan data adalah sekumpulan informasi spasial dan non spasial yang salaing terkait dan biasanya disimpan dalam bentuk penyimpanan digital ,seperti Hardisk,dan plesdis .pangkalan data tersebut meliputi posisi permukaan bumi yang disimpan dalam bentuk titik,garis ,dan area serta pixel atau grid (Burrouh,1986).
Fungsi manipulasi dan analisis data memungkinkan penguna data untuk melakukan berbagai jenis kegiatan seperti mengubah bentuk data ,melakukan overlay ( tumpang susun ),perhitungan aritmatika atau generalisasi tentang informasi yang di peroleh.pada dasarnya manipulasi dan analisis data yang terdapat dalam SIG adalah :
a. Analisis keruangan dan hubungan secara statistic.
b. Perbaikan geometri,pemberian skala,kombinasi dan konversi.
c. Penempatan dan pembagian garis.(wWidjojo,1995)

















BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di 2 kecamatan di wilayah kota bangkinang yaitu : kecamatan bangkinang kota dan Kecamatan Salo dan dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2011.

B. Alat dan Bahan
Bahan-bahan dan alat-lat yang di perlukan selama penelitian adalah :
 Peta Digital batas Administrasi Kota Bangkinang skala 1 : 50.000
 Peta Digital Pengunaan Lahan Bangkinang skala 1 : 250.000
 Citra Ikonoskota Bangkinang tahun 2011
 Satu unit kompeter yang dilengkapi paket Sistem Informasi Geografis (perangkat keras dan lunak) termasuk Software Arc-view3.3
 GPS
 Kamera digital
 Alat tulis
 Tally sheet (terlampir )

C. Metode Penelitian
1. Pengumpulan Data
Penelitian ini mengunakan metode survey.Survey dilakukan pada areal penelitian ini bertujuan untuk mencari daerah yang berpotensi untuk di kembangkannya hutan kota.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
A. Data Primer
Data yang akan diambil berupa data pengamatan langsung lapangan yaitu :
• Melihat kondisi fisik
Data yang diambil yaitu : kondisi fisik lahan dapat berupa rawa,lahan kosong,dataran tinggi ,dan lain-lain
• Melihat kondisi vegetasi :
Data yang diambil adalah jenis data vegetasi,jenis mendominasi,dan kondisi pertumbuhannnya.
• Melihat Jenis Tanah
Data yang diambil yaitu : data tanah diambil secara visual (fisik dan lahannya ) tanpa melakukan uji laboratorium.Dan sampel tanah yang dia ambil di bandingkan dengan buku pedoman pengenlan jenis tanah.
• Menghitung luas lahan dengan mengunakan GPS
• Wawancara
B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa tulisan maupun dalam bentuk angka-angka ,diantaranya : studiliteratur ,dan data penunjang lainnya.

2. Pengolahan Data
Proses pemasukan dan pengolahan data merupakan kunci penting dalam suatu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG0,secara garis besar urutan proses ini dapat dibagi dalam beberapa bagian ,yaitu :
1) Menyiapkan input data
Langkah pertama adalah menyiapkan input data,untuk data peta yang telah dalam format digital,data tersebut dapat langsung dimasukkan ke dalam komputer.Data hasil pengukuran dengan menhgunakan GPS yaitu berupa titik koordinat dimasukkan kedalam computer yaitu pada Microsoft Excel lalu fornmatnya di ubah menjadi dbf sehingga dapat di baca pada software Arc View.
2) Untuk menghitung luas hutan kota dilakukan hal-hal sebfai berikut :
a. Interprestasi Visual citra Ikonos
Citra ikonos memikiliki resolusi yang tinggi yaitu 1 meter x 1 meter,sehingga objek –objek yang terdapat pada citra ikonos terlihat dengan jelas dan mudah dapat diindentifikasi.Objek yang memenuhi kriteri sebagai hutan kota didelinasi dan atau didijitasi sesuai dengan bentuk lahannya.kemudian dibuat databasenya lalu dianalisis dengan Queri.
b. Mendijitasi
Program arcView memilki kemampuan untuk menentukan luas suatu objek yang bentuk 2 dimensi ataupun poligon tertutup yang telah dideliniasi ataupun didijitasi.hasil delinasi-delinasi hutan kota pada citra ikonos kemudian dihitung luasnya dengan mengunakan program pada ArcView ini.
Untuk menghitung prosentase luas hutan kota adalah :


Keterangan :
PLHK adalah : Persentase luas hutan kota (%)
3. Analisis Data
Data penelitian dianalisis secara deskriptif ,yaitu menjelaskan sesuatu dengan jelas dan rinci dengan data yang ada.Tujuan dari penelitian deskriptif ini untuk memberikan gambaran –gambaran secara sistematis,faktual dan akurat mengenai fakta –fata,sifat –sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
































Gambar 4. Bagan alir Metodologi Penelitian
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dengan penelitian yang akan dilaksanakan dan pengamatan Indentivukasi hutan kota di bangkinang,maka dapat ditarik kesimpualn bahwa Perkembangan kota yang terus meningkat di kota bangkinang mengakibatkan penurunan kuliatas lingkungan kota seperti banjir dan polusi udara yang terus meningkat .oleh sebab itu perlu adanya usaha –usaha yang di arahkan untuk menanggulanginya.salah satu usaha alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui Program Pengembangan Hutan Kota di Kota Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau.

B. Saran
Disarankan untuk melakukan penelitian tentang potensi pengembangan hutan kota pada kecenmatan-kecamatan lain yang ada di kabupaten kampar.








DAFTAR PUSTAKA

Irwan,Z.D.1997. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kotan. Pustaka CIDESINDO. Jakarta

Purwono,B, 2001. Kebijakan dan Strategis Pembangunan Kota Hijau :Tantangan ke Depan.Workshop Pembangunan Hutan Kota di Indonesia.Yogyakarta: 6 september 2001.

Prahasta,E.2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor

Soemarwoto,O,2001. Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembangunan Ramah Lingkungan : Berpihak pada Rakyat,Ekonomis, Berkelanjutan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.